Deretan novel
karya penulis yang diangkat ke layar lebar semakin panjang.
Ceritanya, lima sahabat yang terdiri atas Zafran (Herjunot Ali), Genta (Fedi
Nuril), Arial (Denny Sumargo), Ian (Igor Saykoji), dan Riani (Raline Shah)
merencanakan perjalanan naik ke puncak Mahameru. Padahal, sebelumnya mereka
lama tidak berkomunikasi. Dinda (Pevita Pearce), adik Arial, ikut serta.
Perjalanan itu membuat mereka memahami makna persa habatan itu sendiri.
Film yang diproduksi Soraya Intercine Films itu sudah selesai proses produksi.
Syuting dilakukan sejak 10 Juni lalu di Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru, Jawa Timur. Total waktu syuting, termasuk break, mencapai tiga bulan.
Tapi, hanya tiga minggu yang digunakan untuk syuting di gunung.
Banyak cerita yang terjadi dibalik penggarapan film tersebut. Sebab, semua
pemain diminta benar-benar mendaki. Bersama kru yang berjumlah 90 orang, mereka
naik ke puncak. Tidak ada gambar yang diambil dengan green screen.
"Adegan-adegan dalam film itu tidak ada yang kami cheat. Semua asli. Kami
semua naik ke puncak Mahameru, pakai kaki. Itu seru banget," kata Junot
saat ditemui di kantor Soraya Intercine Films, Jakarta Pusat, Kamis lalu
(25/10). Memang seru karena mereka semua bukan "anak gunung".
Medan menuju puncak bukanlah medan yang mudah. Belum lagi masalah logistik yang
susah. Rizal Mantovani sebagai sutradara pun mengakui itu. "Medannya
susah. Belum pernah ada pihak yang syuting di situ. Cari warung terdekat saja
jaraknya bisa dua hari," ungkapnya.
Perjuangan naik ke puncak diakui para pemain sangat menantang. Igor misalnya.
Dia berhasil naik ke puncak meski telat 10 jam bila dibandingkan dengan
kawan-kawan yang lain. Maklum, badan Igor gemuk. Tim evakuasi sempat memutuskan
untuk menarik Igor dengan meng gunakan tali. "Badan saya di bungkus kayak
kue apem. Terus di tarik. Tapi, tetap saja nggak bisa gerak. Soalnya (badan)
terlalu berat," urainya. Rapper itu pun sempat putus asa. "Ngapain
gue di sini sih sebenarnya," imbuh Igor disambut tawa yang lain.
Denny Sumargo juga sempat pingsan kejatuhan batu. Ceritanya, dia menolong
seorang kru. Saat itu dia bertumpu pada sebuah batu. Nahas, batu itu jatuh dan
mengenai dirinya. "Sampai atas, pas ketemu sama anak-anak (pemain), saya
pingsan sejam," kata atlet basket itu.
Belum lagi permasalahan yang di alami Pevita dan Raline. Melakukan perjalanan
naik gunung dan syuting di sana membuat mereka bersyukur dengan ke hidupannya
di Jakarta. "Air nggak ada. Paling bingung itu kalau mau buang air. Buang
air besar aja harus nggali dulu," kata mereka.
Keterbatasan kondisi itu terkadang membuat mereka saling berantem. Terutama
soal berebut air dan makanan. "Gara-gara air aja bisa bikin berantem.
Rebutan soalnya," lanjut Pevita.
Raline kemudian menyatakan kekagumannya dengan Junot, lawan mainnya.
"Junot itu hebat. Tiga minggu kita di sana, tidak ada satu tetes air pun
yang membasahi tubuhnya. Tiga minggu dia kuat nggak mandi sama sekali,"
tutur Raline.
Fedi juga mengungkapkan kekesalannya kepada Denny Sumargo. Gara-garanya, jatah
makan Fedi diambil Denny. Ceritanya, logistik yang datang ke atas saat itu
adalah telur balado. Semua sudah dijatah sesuai dengan jum lah orangnya.
"Pas sampai ke saya sudah habis. Ternyata Denny makan telur tiga. Kesel
banget," ungkap Fedi.
Setelah mengalami susahnya medan dan kerja keras mereka untuk film ini, bintang
film Ayat-Ayat Cinta itu pun mewanti-wanti kepada calon penonton filmnya.
"Kalau ada yang bilang itu adegan pakai green screen, saya baca-bacain
(mantra) biar kualat," lanjutnya diiyakan pemain yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar